Featured Post

Bisakah Mengkultur Artemia Menggunakan Garam Biasa atau Garam Dapur?
Artemia merupakan jenis udang yang sangat terkenal sebagai pakan ikan hias seperti ikan cupang dan ikan hias lainnya. Penggunaan artemi...
Artemia merupakan jenis udang yang sangat terkenal sebagai pakan ikan hias seperti ikan cupang dan ikan hias lainnya. Penggunaan artemia sebagai pakan membutuhkan proses kultur terlebih dahulu untuk membangunkan artemia dari fase kistanya. Penggunaan artemia sebagai pakan ikan hias terbukti sangat baik, hal ini dikarenakan kandungan protein dan kandungan pigmen astaxanthin pada artemia yang membantu meningkatkan bobot ikan hias dan warna ikan hias.
Untuk mengkultur artemia bahan yang biasa digunakan adalah garam khusus untuk ikan yang tidak mengandung yodium atau garam murni. Sedangkan untuk memperoleh garam non yodium tersebut hanya bisa kita dapatkan ditoko ikan hias. Untuk anda yang terkendala untuk pergi ke toko ikan hias, apakah bisa mengkultur artemia menggunakan garam dapur atau garam biasa?
Pada video saya diatas, saya menggunakan garam biasa dalam wadah kecil untuk mengkultur artemia. Saya melihat perkembangannya dalam 48 jam. Apakah artemia mampu bertahan hidup dalam larutan garam biasa? Jawabannya adalah bisa. Dalam video tersebut, setelah 24 jam dan 48 jam. Artemia dalam jumlah banyak terlihat berenang bebas, larutan pada wadah terlihat kemerah-merahan akibat banyaknya artemia.
Kesimpulannya adalah anda bisa menggunakan garam biasa untuk mengkultur artemia, walaupun kandungan dalam garam dapur sudah ditambah beberapa kandungan logam dan kandungan mineral, artemia mampu bertahan hidup. Namun untuk memanen artemia yang sudah berenang bebas sebaiknya dibilas dengan air biasa, karena ditakutkan kandungan yang terdapat pada garam dapur akan memperngaruhi ikan hias anda.
Mochaab Hafidh
Februari 16, 2020
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Bisakah Mengkultur Artemia Menggunakan Garam Biasa atau Garam Dapur?
Posted by Buipom Aquatic on Minggu, 16 Februari 2020
Artemia adalah udang berukuran kecil yang termasuk dalam anggota crustacea. Artemia biasa digunakan sebagai pakan ikan hias maupun ikan budidaya. Dalam penggunaannya biasanya kita harus mengkultur artemia terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar artemia "bangun" dari fase kistanya. Keunggulan artemia digunakan sebagai pakan hewan hias adalah kandungan didalamnya. Artemia sangat cocok digunakan untuk pakan ikan cupang, karena artemia mengandung pigmen kemerahan yaitu astaxanthin yang berguna untuk mencerahkan atau meningkatkan warna dari ikan cupang atau ikan hias lainnya. Untuk ukuran artemia kecil biasa digunakan untuk pakan bibit ikan sedangkan untuk artemia dewasa bisa digunakan untuk pakan ikan hias yang besar, tentu disesuaikan dengan bukaan mulut masing-masing ikan.
Seperti yang sudah dijelaskan, artemia sebelum digunakan harus dikultur terlebih dahulu, agar artemia kembali aktif. Untuk kultur artemia, biasanya kita perlu alat-alat tambahan seperti aerator oksigen untuk menciptakan gelembung didasar untuk membantu pasokan oksigen dalam larutan, sehingga artemia tidak mati. Tapi apakah bisa artemia dikultur tanpa aerator?
Jawabannya adalah iya. Sesuai dengan percobaan saya divideo. Saya mengkultur artemia dengan wadah kecil tanpa aerator. Dalam video tersebut saya melihat perkembangan artemia dalam 24 sampai 48. Pada 24 jam pertama, air larutan terlihat berwarna kemerahan, dan ketika dilihat lebih dekat sudah banyak artemia yang berenang bebas di sekitar wadah. Pada 48 jam, artemia dalam jumlah banyak terlihat berenang. Hal ini tentu dapat disimpulkan bahwa artemia dapat dikultur tanpa aerator.
Mengapa hal ini dapat terjadi? Tentu pasokan oksigen yang dibutuhkan oleh artemia dalam 2 hari masih cukup untuk artemia bertahan hidup. Berdasarkan pengalaman saya, artemia yang dikultur tanpa aerator tidak akan bisa hidup lebih dari 5-7 hari. Hal ini mungkin disebabkan oleh menurunnya pasokan oksigen dalam air serta tidak tersedianya makanan dilingkungan. Jadi untuk pengkulturan artemia selama 2 hari masih dapat dilakukan, contohnya seperti mengkultur untuk dijadikan pakan bibit ikan hias.
Mochaab Hafidh Februari 16, 2020 New Google SEO Bandung, Indonesia
Ikan cupang anda tidak mau makan pelet yang anda berikan? Setelah dimakan langsung dimuntahkan berkali-kali? Dalam video diatas saya melakukan percobaan 3 hari terhadap kedua ikan cupang saya yang sebelumnya tidak mau memakan pelet yang saya berikan.
Mengapa ikan cupang anda tidak mau memakan pelet? Ada banyak penyebab ikan cupang anda memilih untuk tidak memakan pelet yang anda berikan, saya bisa membaginya menjadi 2 masalah utama:
- Ikan cupang dalam keadaan stres atau dalam keadaan sakit
- Ikan cupang terbiasa diberi makanan yang menurut mereka lebih baik dari pelet anda
Jika permasalahan yang anda hadapi adalah ikan yang stres atau sakit, maka anda harus menyebuhkannya terlebih dahulu. Ikan yang stres dan sakit biasanya terlihat berdiam (pasif) di dalam soliter. Ikan yang stres biasanya sering terlihat berdiam di permukaan air dengan kepala tinggi. Untuk menyembuhkan ikan yang stres maupun sakit, anda harus mencarikan makanan hidup terlebih dahulu seperti jentik nyamuk dan kutu air, agar ikan mampu bertahan hidup selama keadaan ini. Lupakan dahulu untuk memberi makan mereka pelet, makanan hidup lebih menggiurkan pada kondisi ini. Pada beberapa cupang yang stres atau sakit, mereka tidak tertarik dengan makanan hidup yang mungkin kalian berikan. Jadi, anda harus berikan perhatian lebih pada cupang yang mengalami hal ini. Berikan vitamin khusus untuk ikan untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh ikan selama stres maupun sakit. Ketika ikan anda sembuh berikan pelet sedikit demi sedikit, seiring waktu ikan anda akan mengerti pelet yang anda berikan dan memakannya.
Hal ini juga dapat dilakukan untuk ikan cupang yang sudah terbiasa diberi makan yang menurut mereka lebih baik yaitu makanan hidup seperti jentik nyamuk, kutu air, cacing sutra, dll. Saya sudah membuktikannya dengan 2 ikan selama 3 hari, kalian bisa klik disini untuk melihat percobaan tersebut terhadap ikan yang tidak mau makan pelet. Dalam kasus saya, kedua ikan tersebut adalah ikan yang sedikit stres dan sebelumnya mereka diberi makan yang berbeda oleh penjual ikan cupang.
